AKSI NYATA 1.3
VISI GURU PENGGERAK
Prakarsa Perubahan
Meningkatkan Kreatifitas Siswa
Melalui Pembelajaran Menyenangkan
Oleh:
Ni Made Dewi Radesi, S.Pd., M.Pd
CGP Angkatan 4
SMA Negeri 2 Amlapura
Karangasem, Bali
A. Latar
Belakang
Anak-anak
adalah sebuah kehidupan yang akan tumbuh menurut kodratnya sendiri, yaitu
kekuatan hidup lahir dan hidup batin mereka (Dewantara I,2004). Maka, Ki Hadjar
menekankan arti penting memperhatikan kodrat alam dalam diri anak semasa
pendidikan. Artinya Pendidikan itu sudah setua usia manusia ketika manusia
mulai bertahan hidup dan mempertahankan hidup dengan membangun peradabannya.
Mendidik anak itu sama dengan mendidik masyarakat karena anak itu bagian dari
masyarakat. Mendidik anak berarti mempersiapkan masa depan anak untuk
berkehidupan lebih baik, demikian pula dengan mendidik masyarakat berarti
mendidik bangsa (Dewantara I, 2004).
Menurut
Ki Hadjar Dewantara, pendidikan adalah pembudayaan buah budi manusia yang
beradab dan buah perjuangan manusia terhadap dua kekuatan yang selalu
mengelilingi hidup manusia yaitu kodrat alam dan zaman atau masyarakat
(Dewantara II, 1994). Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan
di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama.
Artinya bahwa setiap anak sudah membawa sifat atau karakternya masing-masing,
jadi sebagai guru kita tidak bisa menghapus sifat dasar tadi, yang bisa
dilakukan adalah menunjukan dan membimbing mereka agar muncul sifat-sifat
baiknya sehingga menutupi/ mengaburkan sifat-sifat jeleknya. Kodrat zaman bisa
diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali keterampilan kepada siswa
sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri. Dalam
konteks pembelajaran sekarang, kita harus bekali siswa dengan kecakapan Abad
21.
Dalam
hal ini, Ki Hadjar mendefinisikan pendidikan sebagai tuntutan bagi seluruh
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Ibarat bibit dan buah.
Pendidik adalah petani yang akan merawat bibit dengan cara menyiangi hulma
disekitarnya, memberi air, memberi pupuk agar kelak berbuah lebih baik dan
lebih banyak, namun petani tidak mungkin mengubah bibit mangga menjadi berbuah
anggur. Itulah kodrat alam atau dasar yang harus diperhatikan dalam Pendidikan
dan itu diluar kecakapan dan kehendak kaum pendidik. Sedang Pengajaran adalah
Pendidikan dengan cara memberi ilmu atau pengetahuan agar bermanfaat bagi
kehidupan lahir dan batin (Dewantara I, 2004).
Pembelajaran
adalah suatu proses interaksi antara anak dengan lingkungannya baik antar anak
dengan anak, anak dengan sumber belajar, maupun anak dengan pendidik. Kegiatan
ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman
dan memberikan rasa aman bagi anak. Sejalan dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara,
pendidikan itu “menuntun”, layaknya seorang pengasuh yang mengasuh, mengayomi,
mengarahkan dan membimbing anak asuhnya sesuai dengan kodratnya untuk meraih
kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai
anggota masyarakat. Pendidik itu harus menumbuhkan sikap merdeka belajar dan
senantiasa melakukan pembelajaran yang berpihak pada anak dan harus menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan, karena pada dasarnya anak itu senang bermain
dan berkarya. Sejalan dengan Undang-Undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005
juga menjelaskan bahwa tugas seorang guru bukan hanya mengajar dan mendidik
peserta didiknya, akan tetapi juga harus membimbing dan mengarahkan mereka kepada
jalan yang benar, melatih kemampuan mereka agar dapat mengembangkan potensinya,
dan dapat menilai dan mengevaluasi hasil belajar dan tingkah laku mereka selama
di sekolah. Kenyataannya di lapangan proses pembelajaran yang diterapkan di
sekolah sebagian besar masih berpusat pada guru (teacher centered) dimana siswa
hanya sebagai objek dalam proses pembelajaran. Ceramah masih menjadi metode
favorit sebagian guru ketika tidak ada persiapan mengajar. Pemberian materi
masih satu arah sehingga posisi siswa hanya mendengarkan, mencatat kemudian
mengerjakan tugas yang diberikan tanpa ada interaksi yang berarti antara kedua
belah pihak. Hal ini mengakibatkan siswa mempunyai sedikit peluang untuk
bertanya dan mengemukakan ide dan gagasan.
Untuk
menuntun segala kekuatan kodrat yang dimiliki siswa baik itu minat, bakat dan
potensi yang dimilikinya bisa dimulai dari lingkup paling kecil yaitu di ruang
pembelajaran/ruang kelas dimana guru dan siswa berinteraksi secara langsung.
Disinilah peran guru menciptakan suasana merdeka belajar yang nyaman,
menyenangkan dan membuat murid bahagia, bersemangat dan kreatif dalam mengikuti
pembelajaran dari awal sampai akhir sehingga pada akhirnya akan bisa
menciptakan suasana belajar yang bermakna. Guru juga harus mampu menggali dan
mengembangkan potensi dan karakteristik masing-masing peserta didik untuk
mewujudkan murid yang kreatif dan bahagia.
Hal ini selaras dengan visi yang ingin saya capai yaitu mewujudkan pelajar Pancasila yang bahagia dan kreatif. Untuk itu usaha yang bisa saya lakukan sebagai guru adalah mendesain sebuah pembelajaran yang menyenangkan yang dapat menggali potensi kreatifitas murid. Mereka membutuhkan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna serta pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat mereka masing-masing. Dengan terwujudnya murid unggul berprofil pelajar pancasila yang bahagia dan kreatif diharapkan nantinya mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta sukses menjadi pemimpin-pemimpin masa depan sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Dalam mewujudkan visi saya tersebut diperlukan kolaborasi semua warga sekolah serta memanfaatkan seluruh kekuatan aset yang dimiliki. Adapun Prakarsa perubahan yang saya rancang adalah “Meningkatkan kreatifitas siswa melalui pembelajaran menyenangkan”.
B. Tujuan Aksi Nyata
Setelah menerapkan
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna ini diharapkan :
(1) Siswa memiliki motivasi
belajar yang tinggi sehingga mereka nyaman berada di kelas dan antusias dalam
belajar.
(2) Siswa aktif dalam
proses belajar mengajar dan kreatif dan mereka mampu serta berani mengemukakan
ide serta gagasan tanpa rasa takut salah.
(3) Siswa mandiri, mereka
mampu berdiri sendiri tidak tergantung kepada orang lain, mereka percaya diri
mengerjakan tugas sendiri tanpa mencontek pekerjaan siswa lain.
C. Tolok
Ukur
Adapun
tolok ukur keberhasilan dari aksi nyata yang dilaksanakan penulis adalah
sebagai berikut.
(1) Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan senang hati, antusias
dan semangat.
(2) Terciptanya pembelajaran yang kreatif bagi siswa
(3) Tumbuhnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran sesuai
bakat, minat, dan potensinya.
(4) Siswa berani menyampaikan ide, pendapat dan pertanyaan dalam diskusi.
D. Linimasa
Kegiatan Aksi Nyata
Rancangan
aksi nyata ini akan penulis laksanakan dalam kurun waktu empat minggu dengan
rincian sebagai berikut.
a.
Persiapan (Minggu III Desember 2021)
Persiapan
yang dilakukan adalah mensosialisasikan rancangan aksi nyata kepada kepala
sekolah dan rekan guru, menyusun RPP, worksheet, media pembelajaran, dan
instrument penilaian.
b. Pelaksanaan
(Minggu I-III Januari 2022)
Setelah
persiapan dirasa cukup, pelaksanaan aksi nyata dilakukan di kelas
c.
Pelaporan (Minggu IV Januari 2022)
Penyusunan laporan dilaksanakan dalam bentuk laporan tertulis berdasarkan hasil pengamatan dan dokumentasi yang dilakukan.
E. Dukungan
yang dibutuhkan
Untuk dapat mewujudkan rancangan tindakan aksi nyata ini, saya tidak dapat melakukan sendiri, oleh karena itu dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan diantaranya kepala sekolah, siswa, wakasek, rekan guru, wali kelas, BK, orang tua siswa dan juga dukungan sarana prasarana.
F. Deskripsi
Kegiatan Aksi Nyata
Langkah awal yang saya lakukan dalam kegiatan aksi nyata ini adalah menyusun rancangan aksi nyata menggunakan metode inkuiri apresiatif dengan tahapan BAGJA.
1) Pada
tahap 1 (Buat Pertanyaan) : Apa
yang harus saya lakukan untuk mengembangkan proses pembelajaran yang
menyenangkan? Dalam menjawab permasalahan tersebut, saya mencoba
melakukan beberapa tindakan diantaranya :
·
Melakukan
pengamatan di kelas secara langsung
·
Berkolaborasi
dengan guru/rekan sejawat untuk mendapatkan informasi
Dari
kegiatan tersebut, saya mendapatkan kesimpulan bahwa saya harus mengembangkan
proses pembelajaran dimana semua siswa terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran dan proses pembelajaran haruslah merangsang kreatifitas siswa
dalam menuangkan ide-ide dan potensinya.
2) Pada Tahap 2 (Ambil Pelajaran) :
Siapa saja yang sudah menemukan
strategi yang tepat untuk meningkatkan kreatifitas siswa? Aktifitas apa yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kreatifitas siswa? Situasi seperti
apa yang mendukung tumbuhnya kreatifitas siswa?
Pada tahap ini, saya mencoba mencari
informasi dengan melakukan survey di kelas tentang guru yang sudah mampu
menerapkan pembelajaran yang menyenangkan. Dari informasi tersebut, saya
mencoba untuk mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut di kelas
selama proses pembelajaran. Adapun salah satu guru yang dimaksud adalah guru Kimia
(Ni Luh Sudewi., S.Pd., M.Pd).
Setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru Kimia, saya memperoleh pembelajaran
bagaimana seharusnya guru memfasilitasi siswa dalam pembelajaran agar menarik
bagi siswa. Guru harus memfasilitasi siswa dengan kegiatan yang membuat siswa
tidak takut untuk berpendapat, bertanya, dan juga tidak ragu untuk menunjukkan
potensi dan kreatifitasnya dikelas.
3) Pada Tahap 3 (Gali Mimpi): Sudahkan semua siswa saya mampu untuk
menuangkan ide kreatifnya ke dalam bentiuk nyata? Bagaimana perasaan saya setelah melihat
tumbuhnya kreatifitas siswa? Hal baru apakah yang
dapat saya lakukan setelah kreatifitas itu tumbuh?
Pada tahapan ini, saya mencoba
merancang RPP, worksheet dan kegiatan pembelajaran agar dapat memfasilitasi
siswa dalam proses pembelajaran seperti melibatkan siswa secara aktif serta
mampu mengintegrasikan pengetahuan siswa secara menyeluruh.
4) Pada
Tahap 4 (Jabarkan Rencana): Apa langkah terobosan yang bisa saya lakukan untuk
mewujudkan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi siswa?
Pada
Tahapan ini saya mencoba melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan metode
kolaboratif dan integrative seperti mentransfer konsep Bahasa Inggris dengan
melakukan permainan maupun mengintegrasikan beberapa skill dalam sebuah kegiatan
belajar maupun mengkolaborasikan konsep Bahasa Inggris siswa dengan bidang
lainnya seperti seni dan IT. Dalam mengkolaborasikan dengan seni saya
memfasilitasi siswa bekerja berkelompok dalam menulis sebuah teks dilengkapi
dengan iustrasi sesuai dengan kreatifitas siswa. Sedangkan dalam bidang IT,
saya mengkolaborasikan kegiatan menulis teks dengan membuat poster di aplikasi
canva baik dengan menggunakan laptop maupun HP.
Pada
minggu pertama pembelajaran, saya melihat siswa sangat antusias dalam mengikuti
pembelajaran, siswa nampak aktif melakukan integrasi skills mereka dalam
reading, listening, dan writing dengan melakukan kerja dan diskusi berpasangan serta
sudah menunjukkan mulai tumbuh minat belajar walaupun pembelajaran dilaksanakan
diakhir jam pelajaran. Pada pertemuan berikutnya, siswa lebih bersemangat lagi
ketika mempelajari sebuah teks melalui permainan Reading Dictation Games yang
mereka lakukan secara berkelompok. Selanjutnya, ketika menulis sebuah teks
sambil menggambar ilustrasi maupun melalui aplikasi Canva, siswa mengeksplorasi
kemampuan mereka secara bebas dan kreatif.
5) Tahap 5 (Atur eksekusi): Siapa
yang dapat mengarahkan dan memantau saya dalam meningkatkan kreatifitas siswa
dalam pembelajaran? Apa rencana
tindak lanjut yang akan dilakukan setelah tujuan dari rencana ini tercapai?
Untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan proses pembelajaran yang dilakukan, setiap akhir dari
proses pembelajaran, saya mencoba mengajak siswa untuk melakukan refleksi
terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Melalui kegiatan ini saya akan
mengetahui, apakah pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan yang siswa
harapkan, diminati oleh siswa, serta apakah konsep yang dipelajari mudah
dipahami melalui metode tersebut.
G. Hasil
Kegiatan
Selama
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan metode kerja individu, diskusi
berpasangan maupun berkelompok. Siswa tampak senang, antusias dan bersemangat
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebagian besar kelompok sudah mampu
bekerjasama dalam memahami dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Pada saat
presentasi, setiap siswa sudah berani tampil serta percaya diri dalam
menyampaikan pendapat atau ide yang dimilikinya. Setelah dilakukan refleksi
terhadap proses pembelajaran yang dilakukan di tiap akhir pertemuan, hampir
seluruh siswa memberi respon yang positif dan menyatakan senang dalam mengikuti
kegiatan belajar yang telah dilakukan.
H. Kendala
dalam Melakukan Aksi Nyata
Adapun
kendala yang saya alami dalam melakukan kegiatan aksi nyata ini yaitu:
1. Pada
kelas tertentu, masih ditemukan siswa yang mengerjakan tugas yang diberikan
dengan kurang serius sehingga proses pembelajaran memerlukan waktu yang
melebihi dari target telah ditentukan,
2. Beberapa
siswa belum mampu untuk mengungkapkan pendapat atau ide yang dimilikinya secara
jelas dan mudah dipahami oleh yang lainnya sehingga teman-teman yang lainnya
tidak mampu menangkap maksud dari pesan yang disampaikan oleh siswa
tersebut.
Upaya yang saya lakukan dalam menghadapi kendala-kendala-kendala yang dialami adalah dengan terus memotivasi siswa serta mengingatkan siswa tentang tujuan pembelajaran mereka. Lebih sabar dalam menuntun siswa agar mampu mengikuti sesi presentasi dengan baik.
I. Rencana
Perbaikan di Masa Mendatang
Adapun
rencana perbaikan yang akan saya lakukan, diantaranya:
1. Terus
belajar dan meningkatkan kompetensi diri agar mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang berpihak pada murid serta proses pembelajaran yang
menyenangkan.
2. Menularkan
hal-hal baik yang sudah dilakukan terkait menumbuhkan minat belajar siswa
melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada siswa.
3. Secara
berkala akan mengajak guru-guru di sekolah untuk selalu melakukan refleksi
tentang praktik baik mengajar untuk mengetahui keberhasilan dan kelemahan dari
proses pembelajaran yang dilakukan.
J. Dokumentasi
Kegiatan Aksi Nyata
1. Sosialisasi rancangan kegiatan aksi nyata dengan Kepala Sekolah, wakasek, rekan guru dan teman-teman MGMP Bahasa Inggris di sekolah.
2. Proses awal, interview terkait kendala pembelajaran Bahasa Inggris dan menentukan strategi pembelajaran yang diharapkan oleh siswa untuk menumbuhkan pembelajaran yang menyenangkan.
3. Mengikuti dan memantau Proses Pembelajaran Kimia sebagai salah satu guru model yang telah berhasil melaksanakan pembelajaran yang mampu menumbuhkan pembelajaran yang aktif interaktif dan menyenangkan.
4. Menyusun worksheet, dan media pembelajaran untuk memfasilitasi siswa agar pembelajaran lebih aktif kreatif dan menyenangkan.
5. Proses pembelajaran Bahasa Inggris yang berpusat pada siswa untuk menumbuhkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran
a. Mengawali
dan mengakhiri Pembelajaran dengan Salam, Doa, Senyum, dan Syukur
b. Kegiatan
Skills Integration
c. Kegiatan
Reading Dictation Games
d. Kegiatan English Art Collaboration
e. Kegiatan
English Tech Collaboration
Hasil kerja kelompok siswa yang dikumpulkan
dalam Padlet
f. Dalam
diskusi baik diskusi kelas maupun kelompok, setiap siswa berperan aktif
berdiskusi dan bertukar pendapat
g. Siswa
dengan penuh percaya diri mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan
kelas.
6. Refleksi proses pembelajaran
Dalam
setiap akhir dari proses pembelajaran yang dilakukan, guru melakukan refleksi
proses pembelajaran dengan meminta siswa untuk menyampaikan kesan dan pesan /
testimoni terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Pengumpulan Testimoni
Siswa dilakukan melalui Padlet maupun tertulis dalam sticky notes.
Berikut
ini cuplikan beberapa testimoni yang disampaikan oleh siswa :
No comments:
Post a Comment