Eksplorasi Konsep
Modul 1.2 Pembelajaran Berdiferensiasi
Ni Made Dewi Radesi, S.Pd., M.Pd
CGP Angkatan 4
SMA Negeri 2 Amlapura
Karangasem, Bali
1.
Informasi atau fakta apa yang disampaikan dalam video dan artikel
tersebut?
a.
Video 1
Video diatas menyampaikan tentang
tiga strategi diferensiasi, yaitu:
1.
Diferensiasi Konten
Konten adalah apa yang diajarkan pada murid dengan
mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar murid baik itu dalam aspek kesiapan
belajar, minat, dan profil belajar murid. Dalam konten, jenis informasi yang
disiapkan harus sesuai dengan kesiapan belajar murid. Bahan ajar yang sesuai
dapat membantu murid untuk mengembangkan pemahaman dan memperluas ide-ide
dengan memberikan pertanyaan pemandu atau tantangan. Saat belajar penting untuk
siswa mempunyai pengetahuan awal tentang hal yang akan dipelajari sebelum
melihat keterhubungan antar materi. Untuk siswa yang masih berada pada tahap
konkret, guru perlu menyiapkan bahan belajar yang konkret seperti menyiapkan
media pembelajaran/alat peraga, untuk siswa yang berada pada tahap abstrak
(sudah mempunyai ide-ide atau mengetahui konsep yang akan dipelajari) siswa
dapat diminta langsung mengerjakan lembar kerja. Setelah siswa sudah memahami
informasi secara konkret, siswa dapat diarahkan untuk bergerak kearah yang
lebih kompleks untuk melihat keterkaitan antar materi.
Diferensiasi konten dapat dilakukan dengan melihat minat
murid. Murid diberi kebebasan dalam mencari informasi sesuai dengan minat
mereka. Diferensiasi konten berdasarkan profil belajar murid dapat dilakukan
dengan memastikan murid dapat mengakses materi ajar sesuai dengan gaya
belajarnya baik visual, auditori, maupun kinestetik.
2.
Diferensiasi Proses
Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai tentang materi yang akan dipelajari. Setelah memetakan kebutuhan belajar murid, yang harus dicermati adalah bagaimana kebutuhan tersebut terpenuhi serta bagaimana caranya, proses seperti apa yang perlu disiapkan agar dapat mengetahui bahwa setiap murid belajar, apakah siswa akan belajar mandiri atau berkelompok, seberapa banyak jumlah bantuan yang dapat kita berikan pada setiap murid, siapa saja yang memerlukan banyak bantuan dan siapa saja yang membutuhkan pertanyaan pemandu sehingga murid dapat belajar secara mandiri. Semua hal tersebut harus dipertimbangkan dalam kcenario pembelajaran yang akan dirancang.
Berikut adalah cara melakukan deferensiasi proses:
a)
Kegiatan berjenjang, dimana setiap murid bekerja membangun pemahaman dan
keterampilan yang sama namun dilakukan dengan tingkat dukungan, tantangan, dan
kompleksitas yang berbeda-beda.
b) Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang harus diselesaikan
melalui sudut-sudut minat, dengan demikian akan mendorong murid untuk
mengeksplorasi berbagai materi yang sedang dipelajari sesuai dengan minat
murid.
c) Membuat agenda individual untuk murid, misalnya guu membuat daftar tugas
berisi pekerjaan umum untuk seluruh kelas serta daftar pekerjaan yang terkait
dengan kebutuhan individual murid. Jika murid telah selesai mengerjakan
pekerjaan umum maka murid dapat melihat agenda individual dan mengerjakan pekerjaan
yang dibuat khusus untuk mereka.
d) Memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan
tugas. Tujuannya untuk memberikan dukungan bagi murid yang mengalami kesulitan
atau sebaliknya mendorong murid yang cepat untuk mengejar topik secara lebih
mendalam.
e) Mengembangkan kegiatan yang bervariasi yang mengakomodasi gaya belajar
murid baik visual, auditori maupun kinestetik.
f) Menggunakan pengelompokan yang fleksibel yang sesuai dengan kesiapan,
kemampuan dan minat murid.
3.
Diferensiasi Produk
Tentang tagihan apa yang diharapkan pada murid. Produk
merupakan hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan pada guru.
Produk adalah sesuatu yang berwujud hasil dari apa yang dilakukan/dipelajari
murid. Dapat berupa tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato,
rekaman, diagram, video, dll. Yang
paling penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid dan berhubungan
dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sebelum menentukan penugasan produk
ini perlu terlebih dahulu mempertimbangkan tentang kebutuhan belajar murid.
Penugasan produk harus membantu murid baik secara individu maupun kelompok,
menggunakan atau memperluas apa yang mereka pelajari pada perode waktu
tertentu. Produk ini penting bukan hanya untuk mewakili pemahaman dan aplikasi
yang lebih luas tetapi juga merupakan elemen penting kurikulum yang langsung
dapat dimiliki oleh murid.
Diferensiasi produk meliputi dua hal, yaitu memberi tantangan dan keragaman/variasi dan memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan ekspektasi seperti apa yang diharapkan dari murid, kualitas pekerjaan seperti apa yang diinginkan, diantaranya menentukan: a) kualitas pekerjaan apa yang diinginkan; b) konten apa yang harus ada pada produk; c) bagaimana cara mengerjakan; dan d) sifat dari produk akhir apa yang diharapkan.
b.
Video 2
Informasi
atau fakta yang disampaikan di video di atas adalah tentang lingkungan yang mendukung pembelajaran yang
berdeferensiasi. Yang dapat dilakukan oleh guru untuk menciptakan ligkungan
yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi adalah membangun learning
community. Learning community (komunitas belajar) adalah komunitas yang semua
anggotanya adalah pembelajar. Guru-guru akan memimpin murid-muridnya untuk
mengembangkan sikap-sikap dan praktik-praktik yang saling mendukung tumbuhnya
lingkungan belajar.
Adapun karakteristik
komunitas belajar yang disebutkan oleh Carol dan Tomlinson, yaitu:
1)
Setiap orang dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut dengan baik.
Ikim
belajar di kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi akan terasa
sangat positif, kehadiran setiap orang akan dihargai. Tidak hanya terlihat dari
sikap dan tindakan guru yang ramah dan menyambut dengan baik setiap murid
tetapi juga sikap yang ditunjukkan antar murid. Ruang kelas juga akan dipenuhi
dengan berbagai macam pekerjaan murid, atau berbagai hal dimana murid berperan
di dalamnya.
2)
Setiap orang di dalam kelas tersebut saling menghargai.
Di
dalam sekolah yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, sikap saling
menghargai akan tampak menonjol. Setiap orang baik guru maupun murid, orang tua
atau kepala sekolah akan saling berbagi kebutuhan akan perasaan diterima,
dihormati, aman, dan sukses. Bagaimanapun karakteristik setiap murid pasti
mempunyai emosi yang sama. Oleh karena itu, dalam kelas-kelas yang
mengimplementasikan pembelajaran berdeferensiasi guru akan mengajarkan murid-muridnya
untuk membedakan perasaan yang mereka miliki terhadap apa yang dilakukan oleh
seseorang dan nilai dari orang tersebut. Guru membantu murid untuk memecahkan
permasalahan secara konstruktif dan tidak akan pernah membuat perasaan siapapun
menjadi kecil.
3)
Murid akan merasa aman
Bukan
hanya terkait dengan keamanan fisik namun juga secara psikis. Murid-murid yang
berapa pada kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdeferensiasi tahu
persis bahwa mereka boleh bertanya jika mereka membutuhkan bantuan, mengatakan
tidak tahu jika mereka memang tidak tahu, tidak masalah jika murid memberikan
jawaban yang kurang tepat. Murid tahu bahwa dengan belajar mereka dapat
mengambil resiko untuk mencoba berbagai macam ide-ide kreatif.
4)
Ada harapan bagi pertumbuhan
Tujuan
dari pembelajaran berdeferensiasi adalah untuk membantu setiap murid dapat
tumbuh semaksimal mungkin sesuai kemampuannya sehingga guru akan berusaha untuk
mengetahui perkembangan setiap muridnya dan perkembangan kelasnya secara
keseluruhan sedangkan siswa akan memahami pertumbuhan mereka sendiri. Siswa
akan memahami tujuan pembelajaran dan bagaimana mereka mencapainya. Guru
hendaknya memperhatikan dan mencatat sekecil apapun pertumbuhan yang dicapai
murid
5)
Guru mengajar untuk mencapai kesuksesan
Di
kelas-kelas yang menerapkan pembelajaran berdifernsiasi tujuan guru adalah
mencari tahu dimana posisi murid dikaitkan dengan tujuan pembelajaran utama
yang ingin dicapai sehingga guru dapat memberikan pengalaman belajar yang dapat
mendorong murid melampaui zona nyaman mereka sehingga murid merasa tertantang. Dalam
menghadapi tantangan tersebut guru dapat memberikan scaffolding yaitu suatu
teknik pembelajaran di mana murid diberikan sejumlah bantuan, kemudian
perlahan-lahan diadakan pengurangan terhadap bantuan tersebut hingga pada
akhirnya, murid dapat menunjukkan kemandirian yang lebih besar dalam proses
pembelajaran
6)
Ada keadilan dalam bentuk yang nyata
Dalam
kelas yang menerapkan pembelajaran berdifernsiasi, adil berarti memastikan
setiap murid mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan sukses. Guru
dan murid saling bekerja sama untuk memastikan kelas berjalan baik untuk setiap
murid
7)
Guru dan siswa berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan bersama.
Walaupun guru merupakan pemimpin kelas namun murid juga dapat mengambil tanggung jawab untuk kesuksesan kelasnya. Mereka akan berusaha menyelesaikan pekerjaan mereka, memecahkan semua permasalahan dengancara yang konstruktif dan akan membantu mengembangkan rutinitas kelas yang efektif.
c.
Artikel
Informasi atau fakta yang disampaikan tentang
proses penilaian yang memegang peranan penting dalam praktik pembelajaran
berdiferensiasi.
Tomlinson
& Moon (2013) mengatakan bahwa penilaian adalah proses mengumpulkan, mensintesis, dan menafsirkan informasi di
kelas untuk tujuan membantu pengambilan keputusan guru. Ini mencakup
berbagai informasi yang membantu guru untuk memahami
murid mereka, memantau
proses belajar mengajar,
dan membangun komunitas
kelas yang efektif.
Di dalam kelas,
kita dapat memandang penilaian dalam 3 perspektif:
1.
Assessment for learning - Penilaian yang dilakukan selama
berlangsungnya proses pembelajaran dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berfungsi
sebagai penilaian formatif.
Sering disebut sebagai penilaian yang berkelanjutan (on-going assessment)
2.
Assessment of learning - Penilaian yang dilaksanakan setelah
proses pembelajaran selesai. Berfungsi sebagai penilaian sumatif
3.
Assessment as learning - Penilaian
sebagai proses belajar dan melibatkan murid-
murid secara aktif dalam
kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga dapat berfungsi sebagai
penilaian formatif.
Dalam praktik pembelajaran
berdiferensiasi, penilaian formatif memegang
peranan yang sangat
penting. Penilaian formatif ini bersifat memonitor
proses pembelajaran, dan dilakukan secara berkelanjutan serta konsisten, sehingga
akan membantu guru untuk
memantau pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan murid yang berkembang terkait dengan topik atau materi yang sedang
dipelajari. Hasil dari penilaian ini
akan menjadi sumber yang sangat berharga untuk mengidentifikasi atau memetakan
kebutuhan belajar murid, sehingga lewat proses ini, guru akan dapat mengetahui bagaimana ia dapat melanjutkan proses pengajaran yang
ia lakukan dan memaksimalkan peluang
bagi tercapainya pertumbuhan dan kesuksesan murid dalam materi atau topik tersebut.
Penilaian formatif tidak hanya dapat dilakukan secara tertulis. Penilaian ini dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan setiap hari, misalnya lewat mengamati, menanya,
merefleksi, berdiskusi (baik dengan teman sebaya maupun guru), dan sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa contoh strategi penilaian
formatif yang mungkin dapat dilakukan guru dengan mudah:
1.
Tiket Keluar. Guru memberikan pertanyaan yang diajukan
kepada semua murid sebelum
kelas berakhir. Murid menulis jawaban mereka pada kartu atau selembar kertas
dan menyerahkannya saat mereka keluar kelas. Teknik penilaian formatif ini melibatkan semua murid dan memberikan
bukti yang sangat penting tentang pembelajaran saat itu
bagi guru.
2.
Tiket Masuk.
Guru juga bisa memberikan sebuah pertanyaan kepada semua murid sebelum pelajaran dimulai. Jawaban murid dapat menilai pemahaman
awal murid terkait
dengan materi yang akan didiskusikan atau sebagai ringkasan
pemahaman murid terhadap materi
hari sebelumnya.
3. Berbagi 30 Detik. Dengan strategi ini, murid secara bergiliran melaporkan sesuatu yang telah ia pelajari dalam pelajaran selama 30 detik.
Target yang Anda cari dalam kegiatan
ini adalah bagaimana pemahaman murid dikaitkan dengan kriteria keberhasilan yang diharapkan. Dapat dijadikan sebagai
rutinitas di akhir pelajaran sehingga semua murid memiliki kesempatan untuk berpartisipasi, berbagi
wawasan, dan mengklarifikasi apa yang dipelajari.
4.
Nama dalam toples. Guru bisa meminta murid menulis nama mereka
di selembar potongan kertas
& kemudian memasukkannya dalam toples. Guru kemudian bisa mengajukan
sebuah pertanyaan tentang konsep kunci yang sedang dipelajari, kemudian
secara random mengambil
sebuah potongan kertas di toples,
dan meminta beberapa
anak yang namanya
tertulis di potongan
kertas tersebut menjawab
pertanyaan secara bergantian.
5. 3-2-1. Di akhir pembelajaran, strategi ini memberikan murid cara untuk merangkum
atau bahkan mempertanyakan apa yang baru saja mereka pelajari. Tiga petunjuk dapat disediakan bagi murid
untuk menanggapi yaitu: 3 hal yang tidak
murid ketahui sebelumnya, 2 hal yang mengejutkan murid tentang topik tersebut,
1 hal yang ingin murid mulai lakukan
dengan apa yang telah
dipelajari.
6. Refleksi. Apapun bentuk refleksi yang dilakukan, refleksi dapat menjadi alat penilaian formatif yang sangat berguna
bagi guru untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
murid dan apa yang masih menjadi kebingungan mereka.
7.
Pojok pemahaman. Minta murid pergi ke pojok-pojok kelas sesuai dengan pemahaman
mereka. Jika mereka tidak memahami topik yang sedang dibahas, mereka dapat pergi ke salah satu sudut
dengan murid yang memiliki tingkat pemahaman
yang sama. Sementara jika sudah memahami, mereka dapat pergi ke sudut yang lain. Ini dapat menjadi
informasi buat guru, misalnya jika
guru ingin memasangkan murid yang
“sudah mengerti” dengan murid yang kesulitan dan meminta murid berkolaborasi untuk memahami materi
yang menantang.
8.
Strategi 5 jari. Minta murid mendeskripsikan pemahaman mereka
terkait topik yang diajarkan dengan
menggunakan 5 jari. 5 jika mereka sudah paham sekali, 1 jika mereka tidak paham sama sekali. Cara ini cukup
cepat dan mudah untuk
mengetahui gambaran umum pemahaman murid sehingga guru dapat menyesuaikan pembelajaran selanjutnya berdasarkan informasi ini.
2.
Gagasan baru apa yang Anda dapatkan dari video dan artikel yang Anda
lihat?
Gagasan baru yang
saya dapatkan diantaranya
a.
Video 1
Sebagai
guru kita dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang dapat dibedakan
dalam tiga strategi yaitu: diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan
diferensiasi produk, dimana ketiga strategi tersebut mengacu pada kebutuhan
belajar murid berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid.
b.
Video 2
Sebagai
guru hendaknya kita mampu membangun learning community yaitu sebuah komunitas
belajar untuk menciptakan ligkungan yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi
dimana kita akan memimpin murid-murid kita untuk mengembangkan sikap-sikap dan
praktik-praktik yang saling mendukung tumbuhnya lingkungan belajar.
c.
Artikel
Dalam
proses pembelajaran berdiferensiasi kita bisa menerapkan strategi penilaian
formatif antara lain: 1) Tiket Keluar; 2)
Tiket Masuk; 3) Berbagi 30 Detik; 4) Nama dalam Toples; 5) 3-2-1; 6)
Refleksi; 7) Pojok Pemahaman; 8) Strategi 5 Jari.
3.
Apakah yang menurut Anda akan sulit diimplementasikan? Mengapa?
Menurut saya hal yang
akan sulit diimplementasikan adalah menerapkan Assessment for Learning. Dalam melakukan Assessment for Learning dengan
baik dan efektif, saya sebagai guru harus terampil dalam menggunakan strategi
penilaian yang bervariasi seperti observasi, diskusi siswa, umpan balik, self assessment dan peer assessment karena Assessment
for Learning atau yang kita sebut dengan penilaian formatif dilakukan
secara berkelanjutan dan ditujukan untuk
memperbaiki proses pembelajaran, bukan hanya untuk menentukan tingkat kemampuan
siswa tetapi juga bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan dan
kelemahan pembelajaran yang telah dilakukan dan menggunakan informasi tersebut
untuk memperbaiki, mengubah atau memodifikasi pembelajaran agar lebih efektif
dan dapat meningkatkan kompetensi siswa. Penilaian
formatif melibatkan proses mencari dan menginterpretasikan bukti-bukti yang
digunakan siswa dan guru untuk memutuskan posisi siswa dalam pembelajarannya,
kemana siswa perlu melangkah dan bagaimana cara terbaik untuk mencapainya.
Sehingga untuk berhasil melakukan dan
memanfaatkan hasil assessment for learning ini diperlukan usaha
sungguh-sungguh dan kolaborasi yang baik dengan murid, rekan sekerja, Kepala
Sekolah, serta orang tua murid.
4.
Pertanyaan apakah yang masih Anda miliki atau klarifikasi apakah yang
masih Anda perlukan terkait dengan isi video dan artikel tersebut?
a) Apakah Lesson Plan atau RPP
yang digunakan dalam pembelajaran berdiferensiasi ini dibedakn berdasarkan
kebutuhan belajar murid?
b) Strategi atau cara apa saja
yang bisa dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis kebutuhan belajar murid
dalam Pembelajaran jarak jauh (PJJ)?
c) Apakah soal dibedakan saat
guru melakukan penilaian sumatif (Assesssment of learning) dalam pembelajaran berdiferensiasi?
d) Bisakah dijelaskan lebih
detail lagi tentang pengertian dan langkah apa yang harus ditempuh guru dalam membangun
sebuah learning community?
e) Apakah learning community
hanya terdiri dari siswa dengan kebutuhan belajar yang sama atau bisa dalam
satu learning community terdapat siswa dengan keberagaman kesiapan belajar,
minat dan profil belajar?
No comments:
Post a Comment